21 Juli 2008

Wereng Serang 1.500 Hektare Sawah
Terdapat di Hampir Seluruh Kecamatan di Kab. Cirebon

SUMBER, (PR).-
Hama wereng batang cokelat (WBC) dalam dua pekan terakhir menyerang areal sawah di Kab. Cirebon. Sedikitnya, 1.500 hektare (ha) sawah usia panen telah terserang, 150 ha di antaranya terancam gagal panen.

Dari pemantauan "PR" di lapangan, Sabtu (19/7), serangan wereng terdapat di hampir seluruh kecamatan sentra pangan. Yakni, tersebar di sepanjang Kec Susukan, Arjawinangun, Gegesik, Tengah Tani, Panguragan, sampai Kapetakan.

Serangan wereng tersebar dan berupa spot. Artinya dalam satu hamparan sawah seluas puluhan ha, seperti di Kec. Gegesik, terkena serangan antara 1 ha hingga 2 ha, secara terpisah-pisah.

Untuk itulah, para petani mengaku cemas. Apalagi serangan wereng biasanya menyebar sangat cepat.

Bila tidak segera diantisipasi, maka serangan wereng bisa cepat meluas. Ledakan populasi organisme penganggu tanaman (OPT) itu, bisa terjadi setiap saat.

"Saya langsung minta para pemilik sawah bergotong royong menyemprotkan pestisida. Pemberantasan wereng itu harus dilakukan secara bersamaan dalam satu hamparan sawah. Kami juga dibantu petugas pengendalian hama," tutur Cardi (46), petani di Gegesik.

Wereng rata-rata menyerang tanaman padi usia dewasa atau menjelang panen. Yakni, antara 2,5 bulan atau mendekati tiga bulan menjelang akan dipanen. Para petani mengaku stres atas adanya serangan hama tersebut.

Pasalnya, mereka baru saja berjuang keras menyelamatkan tanaman padinya dari ancaman puso akibat kekeringan. Kini mereka sudah dihadapkan lagi dengan rintangan lain.

"Serangan hama ini justru lebih berat. Soalnya kita harus mengeluarkan modal lagi untuk membeli pestisida yang harganya sudah mahal," tutur Dariswan (45), petani warga Kec. Tengah Tani.

Beragam varietas

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, & Peternakan (Distanak) Kab. Cirebon, Ir. H. Ali Effendi, M.Sc., membenarkan adanya serangan wereng di wilayahnya. Dia segera menginstruksikan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) dan pengendali hama untuk langsung membantu petani.

"Saya instruksikan PPL dan pengendali hama turun ke sawah untuk memberantas dan melakukan pencegahan. Jangan sampai meluas, sebab bila dibiarkan bisa mengancam produksi pangan," katanya.

Dari laporan yang masuk, menurut Ali, serangan wereng masih dalam batas minimal. Tercatat yang terparah antara 150 sampai 160 ha, dan itu tidak akan mengganggu target produksi pangan.

"Persentasenya masih sangat kecil. Meski begitu, pemberantasan dan pencegahan dini sudah harus dilakukan. Jangan sampai serangan itu menyebar," kata Ali.

Ditambahkan, penyebab munculnya serangan wereng karena masih banyak petani yang menanam varietas padi tanpa label. Karenanya terjadi varietas yang beragam.

Hal itu yang menyebabkan munculnya wereng. "Kalau yang berlabel itu pasti tahan. Banyak yang tidak berlabel, varietas ini yang tidak tahan serangan wereng. Repotnya, bila serangan sudah muncul, itu akan mengancam varietas lainnya," kata Ali. (A-93)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Senin 21 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©