02 Juli 2008

Produksi Padi 2008 Naik 1,65%

BANDUNG, (PR).-
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat memperkirakan produksi padi pada tahun 2008 ini akan mencapai 10.077.625 ton gabah kering giling (GKG) atau naik 1,65% dibandingkan dengan tahun 2007. Berdasarkan perkiraan itu, produksi beras tahun 2008 diprediksi mencapai 6.369.059 ton.

"Peningkatan produksi padi tahun 2008 ini diperkirakan karena adanya peningkatan luas panen sebesar 1,45%, yaitu dari 1.829.085 hektare (ha) pada tahun 2007 menjadi 1.855.584 ha pada tahun 2008," ungkap Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Jabar Maman Sukherman, kepada wartawan, di kantor BPS Jabar, Selasa (1/7).

Sementara secara nasional berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Angka Ramalan (Aram) II produksi padi nasional pada tahun 2008 sebesar 59,88 juta ton. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan angka tetap (Atap) produksi panen pada tahun 2007, yaitu sebesar 57,16 juta ton.

Maman menjelaskan, realisasi luas panen padi pada periode Januari-April 2008 mencapai 843.747 ha. Luas panen periode Januari-April 2008 ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007 lalu, meningkat 31,79%. Namun, pada dua periode selanjutnya yaitu Mei-Agustus dan September-Desember 2008 diperkirakan akan menurun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

"Peningkatan produksi padi tahun 2008 ini selain karena peningkatan luas panen juga diperkirakan karena adanya peningkatan produktivitas dari 54,20 kuintal/ha menjadi 54,31 kuintal/ha, atau meningkat 0,20%," katanya.

Senada dengan Maman, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Lucky Rulyawan Djunaedi, mengatakan bahwa kenaikan produksi padi di Jabar disebabkan karena adanya peningkatan produktivitas padi. Menurut Lucky, peningkatan produktivitas padi tersebut menandakan adanya penerapan teknologi dan sarana pendukung yang memadai.

Menurut dia, peningkatan produksi padi disebabkan oleh harga gabah yang saat ini berada di atas harga pembelian pemerintah (HPP). "Harga gabah sekarang sedang bagus jadi meningkatkan semangat petani untuk memproduksi," ujarnya. Selain itu, saat ini pemerintah sudah tidak melakukan impor beras lagi hingga memacu petani untuk memproduksi padi.

Mengenai nilai tukar petani (NTP) —berdasarkan pemantauan pada 16 kabupaten di Jabar— pada Mei 2008 terjadi kenaikan NTP sebesar 1,43%, yaitu dari 92,85 menjadi 94,18. NTP ini diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase). (A-68/CA-185)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Rabu 2 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©