25 Juli 2008

Areal Puso & Kekeringan Terus Meluas
Di Kab. Cirebon Mencapai 5.000 Hektare Sawah

SUMBER, (PR).-
Terus menyusutnya debit air Bendung Rentang di Kec. Jatitujuh, Kab. Majalengka, mengakibatkan bertambah luasnya areal sawah yang gagal panen atau puso.

Di Kab. Cirebon, data terakhir yang diperoleh "PR", Kamis (24/7), menyebutkan sawah puso mencapai 2.000 hektare (ha) lebih. Sedangkan kekeringan terjadi di lahan seluas 3.000 ha lebih. Bahkan jumlah areal puso semakin bertambah pada setiap harinya.

Sampai akhir bulan Juli 2008, bila tidak segera memperoleh air dalam jumlah cukup, puso bisa meluas sampai 3.000 ha, sedangkan areal yang kekeringan mencapai antara 4.000 - 5.000 ha.

"Tiap hari, sawah yang puso bertambah, demikian juga yang kekeringan. Sampai akhir Juli, bila tidak diantisipasi maka areal puso maupun kekeringan akan terus meluas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kab. Cirebon. Ir. H. Ali Effendi, M.Si.

Diakui, meluasnya areal puso dan kekeringan semakin bertambah cepat. Dalam dua minggu terakhir, dari semula 100 ha areal puso, tiba-tiba meluas sampai lebih dari 1.000 ha. Bahkan, terakhir sudah mendekati 2.000 ha.

Sementara itu, areal puso dan kekeringan tersebut, terdapat di wilayah utara, seperti Kec. Susukan, Gegesik, Panguragan, Kapetakan, sampai Suranenggala. Wilayah tersebut merupakan sentra tanaman padi yang sumber airnya bergantung pada Saluran Induk (SI) Sindupraja yang berasal dari Bendung Rentang.

Budayakan palawija

Sementara itu, data di Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung (BBWS Ciman-Cisang) menunjukkan semakin menipisnya debit air Bendung Rentang. Sampai Kamis kemarin, debit air tersisa hanya 4,5 meter kubik per detik (m3/dtk).

Air itu dibagi untuk SI Cipelang menuju Indramayu tengah, SI Sindupraja (Indramayu timur dan utara Cirebon), serta 1,3 m3/dtk disalurkan ke bagian hilir untuk keperluan air baku PDAM Indramayu.

Kembali dikatakan Kadistanak, Ali, bila melihat kekeringan yang setiap tahun terus terjadi dan mendatangkan kerugian besar, maka pihaknya akan semakin tegas terhadap petani.

Yakni, agar petani membudayakan penanaman palawija, seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau. Program sosialisasi palawija akan digencarkan terutama saat musim tanam (MT) gadu.

"Tiap gadu kami tekankan agar petani menanam palawija, tetapi tidak digubris. Untuk tahun depan, saat gadu akan kita pertegas lagi agar petani membudayakan tanaman palawija. Kalau perlu, kita kurangi peredaran bibit padi supaya petani menanam palawija," katanya.

Lebih jauh, Ali menuturkan, kendati areal kekeringan dan puso meluas, namun belum mengganggu produksi pangan Cirebon secara umum.(A-93)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Jum'at 25 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©