07 Juli 2008

Petani Ganti Tanaman Padi

KARAWANG, (PR).-
Puluhan hektare lahan sawah di Kec. Rengasdengklok Kab. Karawang dan Kec. Sukaluyu Kab. Cianjur, mengalami kekeringan. Untuk mengatasinya, para petani mulai beralih dari menanam padi menjadi berkebun.

Petani di Rengasdengklok Karawang terpaksa mengairi lahannya dengan menggunakan pompa, meski cukup mahal. Menurut Wakil Satim (47), penggarap sawah di Dusun Rengas Jaya II Desa Rengasdengklok Selatan Kec. Rengasdengklok Kab. Karawang, kekeringan itu sudah melanda sejak Mei 2008.

"Dahulu sempat ditanami padi, tetapi melihat situasi yang terjadi sekarang, tidak mungkin meneruskan untuk menanam padi. Sebagai gantinya, sekarang lahan ini ditanami kacang panjang saja," katanya, Minggu (6/7).

Untuk menyirami lahan seluas 6,7 hektare, Wakil memompa air di lahannya. Pompa itu dibelinya sendiri. Ia menghabiskan Rp 2,7 Juta agar pompa itu bisa bekerja. Dengan menanam kacang panjang, Wakil berharap dapat menjadi modal awal ketika masa tanam padi tiba.

Menurut pengamatan "PR", kekeringan juga melanda desa lainnya, seperti Desa Kalangsari, Kalangsuria, dan Dukuhkarya.

Banyak tanah pertanian yang sudah retak-retak. Hama sundep pun mulai menyerang persawahan di wilayah itu.

Hidayat, Ketua HKTI Kab. Karawang menyebutkan, kekeringan hampir merata di lahan pertanian di Kab. Karawang yang mencapai 93.546 hektare. Menurut dia, hal itu juga karena petani mulai tidak patuh dengan golongan air.

Petani seharusnya menanam setahun dua kali, namun kata dia, sekarang malah menjadi 3-4 kali. Padahal Bupati Karawang Dadang S. Muchtar telah melarang masa tanam 3-4 kali setahun.

Tanam kedelai

Sementara itu, para petani padi di Kp. Kebonjambu Desa Hegarmanah Kec. Sukaluyu Kab. Cianjur, kini mulai beralih menanam kedelai di sawah mereka. Sawah yang mengering tak memungkinkan petani untuk terus bertanam padi.

Mereka berharap, dengan bertanam kedelai pada musim kemarau, lahan sawahnya masih bisa menghasilkan. Para petani yang ditemui "PR" mengatakan, sawah tadah hujan mereka tak lagi mendapat air sejak beberapa bulan silam.

"Ini juga, tanam kedelai untung-untungan. Mumpung tanah di sawah masih lembap. Mudah-mudahan kedelai yang sekarang kami tanam, bisa tahan sampai berbuah," kata Ayi (34), petani setempat.

Dia mengatakan, lahan sawah lain yang satu hamparan dengannya masih ada yang belum panen. Padahal kondisi tanah sudah terbilang kering dan tidak ada pasokan air lagi. Kondisi itu dikhawatirkan, begitu panen nanti mereka tidak bisa melanjutkan tanam dengan kedelai.

"Kalau padi, sudah pasti tidak bisa. Kedelai juga kemungkinan besar tidak akan tumbuh, kalau tanah sudah kering. Kecuali kalau satu dua hari ada hujan sih, bisa selamat," ujarnya. Ia mengaku masih khawatir kedelai tak dapat dipanen sebelum waktunya.

Sementara kondisi berbeda diungkapkan Dadang, petani di Kp. Paseban Desa Hegarmanah. Dia mengaku, saat ini justru sudah tidak bisa menanam kedelai.

Ia tak bisa langsung menanam kedelai walaupun kelompok tani di daerahnya sudah menerima bantuan bibit kedelai. Alasannya, tanah di sawah sudah sangat kering, tidak ada pasokan air dan jauh dari sumber air.

"Jangankan buat mengairi sawah, air untuk kebutuhan sehari-hari saja, warga di sini mengambil di sungai," katanya. (A-153/A-116)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Senin 7 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©