22 Juli 2008

Varietas Padi Baru untuk Lahan Kering Siap Diluncurkan

KARAWANG, (PR).-
Agar produksi padi nasional tidak terganggu oleh pemanasan iklim global, Departemen Pertanian (Deptan) melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBP) Sukamandi siap meluncurkan 9 varietas unggulan baru (VUB) yang tahan hidup pada lahan kering. VUB jenis padi gogo tersebut diperkirakan sudah bisa disebarluaskan kepada para petani pada tahun 2009 mendatang.

Demikian dikatakan Menteri Pertanian Anton Apriyantono ketika memberi sambutan dalam acara Sosialisasi Pekan Padi Nasional (PPN) III di BBP Sukamandi, Kab. Subang, Senin (21/7). "Selain varietas padi tahan kering, Deptan juga akan meluncurkan varietas yang tahan terhadap genangan air," ujarnya.

Kedua VUB tersebut, lanjut Mentan, disesuaikan dengan kondisi iklim Indonesia yang kerap dilanda kekeringan pada musim kemamaru dan kebanjiran pada musim hujan.

Selain tahan terhadap iklim kering dan hujan, kedua VUB itu tentunya bisa meningkatkan produksi rata-rata per hektare. "Pada tahun 2005, penggunaan VUB mencapai 91% dari 118 varietas yang ditanam petani Indonesia," kata mentan.

Angka tersebut, lanjut Anton, diharapkan bakal terus berkembang sehingga produksi padi nasional terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian, kebuthan pangan Indonesia di masa mendatang tidak bergantung kepada negara luar. Sebaliknya, Indonesia harus mampu menjadi negara pengekspor beras.

Dikatakan juga, saat ini pemerintah tengah berupaya keras mengamankan permintaan pangan dalam negeri dengan mencanangkan akselerasi peningkatan produksi dan stok beras melalui peningkatan produksi beras nasional (P2BN). Program tersebut diharapkan mencapai target swasembada beras bestari.

Dalam menghadapai krisis pangan dunia, Indonesia telah mampu meningkatkan produksi padi tahun 2007 yang mencapai 4,94% dengan total produksi 57,2 juta ton. Peningkatan tersebut, berlanjut hingga tahun 2008.

Di mana pihak BPS memperkirakan produksi padi pada tahun 2008 ini, naik 4,76% dengan total produksi 59,9 juta ton. "Semua itu tidak lepas dari peran inovasi teknologi varietas unggul dan pengelolaan tanam terpadu yang dijadikan andalan dalam peningkatan produktivitas," kata mentan.

Teknologi mitigasi

Terkait dengan perubahan iklim global, lanjut Anton, pihaknya terus berupaya keras melakukan mitigasi dan adaptasi dalam sistem produksi padi maupun menyediakan wadah yang lebih besar untuk gas rumah kaca.

Teknologi mitigasi yang telah dihasilkan antara lain, lanjut Anton, varietas unggul yang emisi gas metannya (CH4) rendah, seperti varietas Ciherang, Way Apo Buru, Cisantana, dan Tukad Balian.

Saat ini sedang dirancang dan dipersiapkan varietas yang responsif mengolah CO2 menjadi karbohidrat. Keunggulan pertama, ruang untuk peningkatan produksi padi menjadi lebih luas. Kedua dapat mereduksi CO2 bebas sehingga menurunkan laju pemanasan global.

Selain upaya itu, kata Anton, guna meningkatkan produksi pangan nasional pihaknya telah membuka areal sawah baru di Merauke Irian Jaya, seluas 558.000 hektare. Pembukaan lahan itu melibatkan investor dari pihak swasta dalam dan luar negeri.

Dari pantauan "PR", selain menyosialisasikan PPN III, Mentan Anton bersama rombongan sempat meninjau pameran pertanian dan pengembangan varietas baru di lingkungan BBP Sukamandi. Selain itu, rombongan Mentan berkeliling ke areal pembenihan PT Sang Hyang Seri, yang terletak tidak jauh dari BBP. (A-106) ***

Sumber : Pikiran Rakyat,Selasa 22 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©