03 Juli 2008

4.436 ha Sawah di Indramayu Puso
Paling Parah Dalam Lima Tahun Terakhir


Seluas 4.436 hektare areal tanaman padi di Indramayu dinyatakan puso (gagal panen) akibat kekeringan. Areal puso itu tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kec. Gantar, Kroya, Balongan, Cantigi, Lohbener, Losarang, dan Kandanghaur.Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu Apas Fahmi Permana, kepada "PR", Rabu (2/7), membenarkan luasnya areal tanaman padi yang sudah memasuki tahap gagal panen. Bahkan, dilihat dari luasnya areal puso, Apas menilai dampak kekeringan tahun ini terbilang paling parah dalam lima tahun terakhir.

Menurut Apas, selain tanaman yang sudah dinyatakan puso, areal pertanaman padi yang sudah sampai ke tahap kekeringan berat saat ini mencapai sekitar 6.500 hektare. Sementara yang masih berada pada kondisi kekeringan sedang dan ringan mencapai 7.244 hektare dan 1.800 hektare.

"Data kekeringan itu kami himpun berdasarkan laporan per tanggal 29 Juni lalu. Sekarang areal kekeringan itu mungkin sudah bertambah luas, karena dalam sepekan terakhir tidak ada hujan," kata Apas Fahmi.

Pada tahun-tahun sebelumnya, areal puso baru terjadi pada akhir Agustus atau September. Tahun ini, kekeringan sudah mulai terjadi dan sudah ada areal puso pada awal Juni. Oleh karena itu, Apas meyakini kekeringan yang terjadi saat ini tergolong parah dan masuk dalam siklus lima tahunan.

Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu mencatat sejumlah faktor penyebab luasnya areal puso. Salah satunya adalah daya dukung sumber irigasi yang tidak memadai dibandingkan dengan luas areal tanaman padi. "Sebab kemampuan suplai air dari Waduk Jatiluhur (Purwakarta) hanya mampu mengairi 20.000 hektare dan Bendung Rentang (Majalengka) sekitar 60.000 hektare sawah," ungkap Apas.

Ia mengaku belum bisa memproyeksikan penurunan jumlah produksi padi di Indramayu akibat kekeringan tahun ini. Namun, Apas berharap, kehilangan produksi musim tanam gadu ini bisa tertutupi hasil panen musim rendeng mendatang.

Panen dini

Berdasarkan pemantauan "PR", akibat tidak adanya pasokan air, banyak petani yang menelantarkan tanaman padi milik mereka. Tidak sedikit pula petani yang melakukan panen dini, sekadar untuk mengurangi kerugian.

Warya (44), aparat Desa Mundakjaya Kec. Cikedung, mengatakan, akibat tidak adanya air irigasi, seluruh areal tanaman padi seluas 216 hektare di Mundakjaya sudah dinyatakan puso. "Karena itu, meski belum waktunya panen, banyak petani yang terpaksa memanen dini tanaman padi yang sudah berbulir," kata Warya.

Di tempat terpisah, Camat Gantar Wasga C. Wibowo mengakui areal puso di daerahnya terus meluas. "Di kecamatan ini, satu-satunya sumber pengairan hanya dari Waduk Cipancuh yang saat ini kondisinya sudah kering kerontang," katanya. Sementara untuk membuat sumur pompa, biayanya sangat mahal karena kedalamannya harus lebih dari 30 meter. (A-96)***

Sumber: Pikiran Rakyat, kamis 3 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©