16 Juli 2008

Target Surplus Terancam

BANDUNG, (PR).-
Kekeringan lahan sawah yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat saat ini, tidak akan berpengaruh pada target produksi padi selama faktor kehilangan pascapanen dapat dikurangi. Pengurangan persentase kehilangan akibat pascapanen sebanyak 3%, dapat menggantikan berkurangnya produksi padi akibat kekeringan lahan, yang saat ini diperkirakan seluas 5% dari total luas panen padi di Jawa Barat.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jabar, Entang Sastraatmadja, saat dihubungi "PR" di Bandung, Selasa (15/7).

Entang mengungkapkan, produksi padi saat ini masih bisa memenuhi target pemenuhan kebutuhan beras, meskipun terjadi kekeringan di beberapa daerah di Jawa Barat. "Cuma, kemungkinan yang tadinya bisa surplus beras jadi tidak tercapai karena adanya kekeringan ini," ujarnya.

Namun, Entang menjelaskan, ancaman kekurangan cadangan beras akibat adanya kekeringan masih bisa diatasi dengan memperkecil persentase kehilangan akibat pascapanen yang kurang tepat. Ia menyatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat cenderung hanya fokus pada peningkatan produksi panen.

"Tidak pernah ada penanganan khusus untuk meningkatkan pascapanen, padahal sektor ini sangat penting dalam mempertahankan kuantitas produksi beras yang akan dihasilkan," tuturnya.

Menurut dia, saat ini persentase rata-rata kehilangan bobot akibat penanganan pascapanen mencapai 18%. "Proses pascapanen tersebut mulai dari perontokan padi, penggilingan, penjemuran, sampai menjadi nasi yang disajikan," katanya.

Entang mengatakan, pengurangan persentase kehilangan pascapanen tersebut dapat diperbaiki dengan adanya penerapan teknologi yang memadai. Selain itu, petani juga perlu diberikan informasi tersebut melalui penyuluhan mengenai tata cara pascapanen yang tepat.

Meskipun demikian, ia menegaskan, pemerintah provinsi Jawa Barat juga tetap harus menanggulangi kekeringan yang terjadi saat ini dengan memerhatikan faktor irigasi.

"Saat ini, langkah yang paling darurat yaitu mengesahkan Perda tentang Irigasi," ucapnya.

Untuk jangka panjang, Entang menyarankan agar pemerintah juga menggalakkan kembali pancausaha tani yang sebelumnya pernah berjalan. "Namun, semua itu bisa berjalan apabila pemerintah memiliki political will yang kuat untuk mendukung bidang pertanian," ujarnya.

Sudah diprediksi

Sementara itu, menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Lukman Ismail, kemungkinan adanya kekeringan di Jawa Barat sudah diprediksikan sebelumnya dalam penghitungan produksi padi di provinsi tersebut. "Kalau kekeringannya tidak signifikan, ya tidak akan berpengaruh pada perkiraan produksi padi di tahun 2008 yang dikeluarkan BPS awal bulan ini," katanya.

Namun, ia menyatakan sampai saat ini BPS belum melakukan pendataan lebih lanjut mengenai pengaruh kekeringan saat ini. "Datanya kan dikeluarkan per tiga bulan. Jadi, saat ini belum bisa diprediksi," ungkapnya.

Sebelumnya, BPS memperkirakan produksi padi di Jabar pada tahun 2008 akan mencapai 10.077.625 ton gabah kering giling (GKG) atau naik 1,65% dibandingkan dengan tahun 2007. Berdasarkan perkiraan itu, produksi beras tahun 2008 diprediksi mencapai 6.369.059 ton.

Peningkatan produksi padi tahun 2008, diperkirakan karena adanya peningkatan luas panen sebesar 1,45% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2007, luas lahan mencapai 1.829.085 hektare (ha), sedangkan pada tahun 2008 diperkirakan menjadi 1.855.584 ha.

Selain itu, peningkatan produksi padi tahun 2008 diperkirakan karena adanya peningkatan produktivitas dari 54,20 kuintal/ha menjadi 54,31 kuintal/ha, atau meningkat 0,20%.

Realisasi luas panen padi pada periode Januari-April 2008 mencapai 843.747 ha. Luas panen periode Januari-April 2008 ini jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007, meningkat 31,79%.

Namun, pada dua periode selanjutnya yaitu Mei-Agustus dan September-Desember 2008 diperkirakan akan menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. (CA-185)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Rabu 16 juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©