08 Juli 2008

CBP Ditargetkan 1,5 Juta Ton

BANDUNG, (PR).-
Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan cadangan beras pemerintah (CBP) nasional pada akhir tahun 2008 mencapai 1,5 juta ton. Cadangan beras itu diharapkan dapat mengantisipasi permasalahan stabilitas harga serta pemenuhan dan akses terhadap pangan yang diprediksikan akan dihadapi pada tahun 2009.

Hal itu dikatakan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha Perum Bulog Mohammad Ismet, seusai Seminar "Krisis Pangan Nasional, Kenaikan BBM dan Kemiskinan Rakyat" yang diselenggarakan Ikatan Mahasiswa Program Pascasarjana Unpad (IMPPU) di Bandung, Senin (7/7).

Ismet mengatakan, saat ini cadangan beras nasional sudah mencapai 1,5 juta ton. "Namun saat ini kan masih pengadaan jadi pengeluarannya juga masih ada, tetapi kita berharap dengan mengusahakan pengadaan yang lebih banyak target tersebut bisa tercapai," ujarmya.

Ia optimistis target itu akan mencapai walaupun saat ini menghadapi kemarau. "Untuk mengantisipasi hal itu, kita ingin memanfaatkan momentum panen sebaik-baiknya dan memperbaiki layanan sehingga pengadaan lebih besar," ujarnya.

Menurut Ismet, tahun 2009 Indonesia dihadapkan pada permasalahan dan isu strategis. Masalah itu antara lain terjadinya pemanasan global yang menyebabkan kendala pada produksi serealia. Selain itu, kenaikan harga pangan dunia juga sangat memengaruhi kondisi ekonomi di Indonesia.

Pemenuhan dan akses terhadap pangan juga akan terganggu oleh adanya gangguan iklim yang menyebabkan terhambatnya distribusi pangan. Hal itu diperparah dengan menurunnya daya beli masyarakat yang rendah.

Sementara itu, menurut Ismet, Provinsi Jawa Barat memberikan kontribusi cadangan beras pemerintah sebesar 350.000 ton dari 2,4 juta ton. "Saya kira kontribusi itu juga akan tercapai karena saat ini harga terkendali dan raskin terselenggara dengan baik," tuturnya.

Pengamat Ekonomi Unpad Kodrat Wibowo, mengatakan target itu bisa tercapai jika tak ada gangguan pada musim panen. "Kalau misalkan gangguan musim ini mulai terlihat pada bulan Agustus ya itu ada kemungkinan tidak mencapai target," ujarnya.

Ia mengatakan, penurunan harga pangan dunia yang terjadi saat ini masih belum bisa dikatakan stabil. "Jangan-jangan itu hanya reaksi pasar para spekulan saja," ujarnya. (CA-185)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Selasa 8 Juli 2008



0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©