25 Juli 2008

Sapi Bakalan Impor Akan Naik
Peternak Minta Kredit Berbunga Rendah

JAKARTA, (PR).-
Terdorong harga bahan bakar minyak di tingkat dunia, harga sapi bakalan impor diprediksi akan naik dalam beberapa bulan mendatang. Dari harga sebesar 2-2,3 dolar AS atau Rp 22.000,00-Rp 23.000,00/kg hidup saat ini, menjadi sekitar 2,5 dolar AS atau Rp 25.000,00/kg hidup.

Hal itu dikatakan Direktur Utama PT Kariyana Gita Utama, perusahaan penggemukan sapi, Rochmat Wijoyo, di Kab. Sukabumi Jawa Barat, Kamis (24/7). "Kenaikan harga bahan bakar minyak di tingkat dunia berdampak pada meningkatnya biaya pengapalan sapi," katanya saat menerima wartawan di tempat penggemukan sapi milik perusahaan itu di Cicurug Sukabumi.

Menurut dia, kenaikan harga sapi impor bakalan yang mencapai 2,5 dolar AS/kg hidup itu diperkirakan pada akhir Desember tahun ini. Dengan kenaikan harga sapi impor itu, tuturnya, akan berdampak pada meningkatnya harga daging di dalam negeri yang biasanya harga 1 kg daging sebesar tiga kali harga 1 kg sapi hidup.

"Artinya, jika harga sapi bakalan impor nanti mencapai Rp 25.000,00/kg hidup, diperkirakan harga daging di pasaran akan mencapai Rp 75.000,00/kg.

Sementara itu, pasokan sapi bakalan lokal malah semakin menurun. Pada tahun 2007 jumlah sapi bakalan lokal di rumah penggemukan kami hanya 20% dari total sapi bakalan yang ada dan tahun ini turun lagi sampai 10%," katanya.

Menurut dia, ini dialami oleh para pengusaha rumah penggemukan sapi (feedlot) di Jawa Barat dan sekitarnya. Perusahaannya sekarang ini hanya mampu memperoleh pasokan sekitar 64 ekor sapi bakalan lokal setiap bulan. Sangat jauh dari jumlah sapi bakalan impor yang bisa diperoleh 2.000 ekor/bulan.

Peningkatan permintaan terhadap daging sapi di Kalimantan dan Sumatra serta perubahan jalur pemasaran sapi lokal asal Jawa Timur dan Jawa Tengah dilansir Rochmat sebagai salah satu penyebab.

Kredit murah

Sebagai konsekuensinya, ungkap Rochmat, Jawa Barat dan DKI terpaksa memperbanyak impor daging sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya.

Jika keadaan ini terus berlanjut, Rochmat khawatir banyak pengusaha rumah penggemukan sapi akan bisa gulung tikar. "Kita tidak mungkin terus mengandalkan sapi bakalan impor yang harganya terus naik, sedangkan harga jual sapi gemuknya turun," ujar Rochmat.

Rochmat berharap, pemerintah dapat membantu, terlebih setelah pencanangan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2010 oleh Departemen Pertanian (Deptan). "Caranya, dengan peran serta besar dari pemerintah dalam pengembangan usaha pembibitan (breeding) di kalangan peternak, terutama para peternak rakyat.

"Misalnya, dengan pemberian insentif atau membuka jalur perbankan untuk memberikan kredit permodalan usaha breeding pada peternak rakyat dengan bunga rendah, bahkan kalau perlu tanpa bunga", ujar Rochmat. (CA-178)***

Sumber :Pikiran Rakyat, Jum'at 25 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©