01 Juli 2008

Harga Karet Gairahkan Petani
Selasa, 01 Juli 2008 , 00:06:00

KUNINGAN, (PRLM).- Membaiknya harga karet di pasaran beberapa tahun terakhir ini semakin menggairahkan para petani dan pengusaha karet di Indonesia, termasuk di wilayah Kab. Kuningan. Namun, luas perkebunan komoditas tersebut yang masih terbatas menjadi kendala bagi para pelaku usaha karet.

"Harga karet saat ini cukup bagus, sejak tiga tahun lalu, untuk setiap kilogramnya mencapai Rp 32.000,00. Namun, masih terbatasnya jumlah tegakan pohon karet menjadi kendala sekaligus tantangan tersendiri bagi kami," kata Direktur PT Geger Halang (GH), Ir. Sofyan Mawardi yang mengelola tanaman karet di Kuningan, Senin (30/6).

Diakui Sofyan, keterbatasan jumlah pohon karet produktif tidak semata-mata menjadi salah satu kendala, tetapi harus bisa disikapi dengan menambah populasi pohon karet di atas lahan yang ada, baik dengan cara menanam tanaman di lahan lain maupun dengan melakukan upaya peremajaan.

Saat ini pihak GH tengah melakukan peremajaan sedikitnya 25.000 pohon untuk menggantikan pohon-pohon karet yang dinilai sudah kurang, bahkan, tidak produktif lagi dengan memanfaatkan entres (bibit) unggul Klon PB260. Di area kebun Padacukup yang masuk wilayah Desa Cibuntu dan Singkup Kec. Pasawahan serta Desa Seda Kec. Mandirancan seluas 211 hektare sebagian besar di antaranya akan ditanami karet.

"Terutama di lahan yang ditanami rambutan rapiah akan segera diganti dengan tanaman karet, karena, jenis rambutan tersebut kurang bagus ditanam di sini yang tanahnya jenis andosol, cocoknya di tanah latosol," kata Sofyan, menjelaskan.

Menurut Sofyan, tanaman karet pada saat sekarang jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan yang lain. Apalagi, didukung dengan jenis tanah dan iklim yang cocok untuk tanaman tahunan tersebut. Dalam usia 5 tahun, pohon karet sudah bisa disadap dan penyadapan itu akan efektif sampai dengan tanaman tersebut berusia 30 tahun. Jika yang ditanam karet klon PB 260, produksi rata-rata bisa mencapai 2.200 Kg Rubber Smoke Sheet (RSS) untuk setiap hektar/tahun.

"Kalau bisa memproduksi karet seperti jumlah tersebut kita sudah bagus. Dan kebetulan kami sudah memiliki tempat pengolahan karet di kawasan ini sehingga bisa menjualnya setelah menjadi lembaran RSS. Dan selama ini dikirim ke salah satu pabrik ban di Tangerang Banten," kata Sofyan, menambahkan.(A-146/A-147)***

Sumber : Pikiran Rakyat Online, Selasa 1 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©