21 Juli 2008

Peternak Sapi "Dibanjiri" Kredit

SUMEDANG, (PR).-
Para peternak sapi perah pada sentra produksi di Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang, "dibanjiri" tawaran kredit dari sejumlah perbankan. Sejak setahun terakhir, banyak perusahaan perbankan menawarkan kemudahan kredit dengan bunga yang bersaing.

Pengurus Koperasi Susu dan Peternak Sapi Perah "Tandang", Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang, Oyo Sukarya, di Sumedang, Minggu (20/7), mengatakan, perusahaan-perusahaan perbankan yang giat menawarkan kredit, terdiri dari bank BUMN dan swasta. Mereka menawarkan kredit dengan plafon hingga Rp 50 juta.

"Karena tawaran kemudahan kredit dari mereka, banyak peternak sapi perah mengajukan dan memperoleh pinjaman. Mereka yang meminjam ke bank melalui koperasi, kebanyakan digunakan untuk modal perbanyakan populasi sapi perah peliharaannya," katanya.

Disebutkan, upaya perbanyakan populasi sebagai salah satu cara memperoleh tambahan pendapatan, sekaligus upaya menekan biaya produksi yang kini terus naik. Kendati harga susu segar kini harganya sudah mencapai Rp 2.700,00/liter, di mana seekor sapi perah rata-rata berproduksi 20 liter/hari, namun efisiensi produksi melalui penambahan populasi masih menjadi andalan para peternak.

Disebutkan, jika populasi sapi perahnya semakin banyak, para peternak semakin banyak memperoleh volume susu. Dengan cara itu, margin keuntungan diharapkan mampu berselisih lebih banyak dibandingkan dengan biaya produksi, di mana saat ini upah kerja dan biaya pakan menjadi beban utama.

Dikatakan, harga pakan olahan beberapa waktu terakhir sudah naik menjadi Rp 1.500,00/kg dari biasanya Rp 1.000,00/kg. Seekor sapi perah rata-rata mengonsumsi pakan olahan 7 kg/hari. Melalui koperasi, para peternak tetap membeli dengan harga lama, walaupun risikonya koperasi harus terus menyubsidi.

Banyaknya penawaran kredit dari sejumlah perusahaan perbankan, menurut Oyo, diharapkan ini menjadi salah satu peluang cukup ampuh untuk mendongkrak jumlah sapi perah para peternak. Walaupun, meminjam uang dari bank tetap disertai jaminan, di mana para peternak sapi perah dikenai agunan dalam bentuk hewan yang mereka pelihara tersebut.

"Semakin banyaknya penawaran kredit dari sejumlah perbankan, juga membuat harapan baru bagi para peternak atas suku bunga yang semakin kompetitif. Kemudahan agunan pun agar semakin menjadi daya tarik, apalagi ada alternatif melalui kredit ketahanan pangan (KKP) yang sudah diluncurkan pemerintah," katanya.

Sementara itu, sejumlah peternak sapi perah di Bandung utara, misalnya di Kec. Parongpong dan Kec. Lembang, mulai membudidayakan pohon kaliandra sebagai alternatif sumber pakan segar. Langkah tersebut dilakukan, sebagai upaya menyediakan cadangan pakan segar pada musim kemarau pengganti rumput-rumputan.

Tenaga pembina peternak sapi perah di Bandung utara M. Firman mengatakan, karena perkembangan ini pohon-pohon kaliandra kini semakin diminati para peternak, daunnya dijadikan pakan segar. Semula, pohon kaliandra kurang begitu diperhatikan, namun karena adanya sosialisasi manfaat pohon kaliandra, para peternak sapi perah kini memiliki alternatif pakan segar pada musim kemarau. (A-81)***

Sumber : Pikiran Rakyat, 21 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©