07 Juli 2008

Sulit Cari Kambing PE Unggul
Di Hambalang Dilakukan Inseminasi

BOGOR, (PR).-
Mencari bibit kambing peranakan etawa (PE) bukan perkara mudah. Dari 10.000 PE, mungkin hanya 40 ekor yang terpilih untuk masuk ke kawasan pengembangan pertanian terpadu di Bukit Hambalang, Bojongkoneng, Kab. Bogor. Tidak heran jika untuk memenuhi kebutuhan PE projek revolusi putih ini, tim HKTI berburu PE hingga ke pelosok tanah air.

Menurut pengelola kawasan pengembangan pertanian terpadu Bukit Hambalang Ir. Soepriyatno, saat ini baru 1.800 PE yang berhasil dikumpulkan di Hambalang. Sebanyak enam kambing di antaranya merupakan induk jantan. Pertengahan Agustus nanti, dia memasang target dapat menambah jumlahnya hingga 3.000 ekor.

"Kami harus perhatikan kondisi fisiknya serta silsilah keturunannya karena PE yang terpilih menjadi bibit di Hambalang, akan dimanfaatkan susunya, kotorannya untuk pupuk dan biogas, serta sperma, dan dagingnya dijual kalau itu PE jantan," ungkapnya di peternakan Bukit Hambalang, Bogor, akhir pekan lalu.

Berbeda dengan kambing biasa, berat kambing PE jantan bisa mencapai 70 kg. Sementara itu, betina mencapai 55 kg. Selain itu, tinggi kambing PE juga bisa mencapai 1,5m, dengan tanduk kecil berwarna hijau pada jantan. Harga jualnya sungguh fantastis, berkisar antara Rp 2,5 juta-Rp 15 juta per ekor.

Pengembangbiakan PE di Hambalang dilakukan dengan inseminasi. Dalam dua tahun, kambing PE hanya beranak tiga kali. Padahal, mereka baru memproduksi susu setelah melahirkan dan hanya boleh diperah selama tiga bulan setelah melahirkan.

Setelah itu, kambing PE memerlukan waktu dua bulan untuk memulihkan kondisi fisiknya. Dengan siklus seperti itu, tidak heran jika harga susu PE bisa mencapai Rp 25.000,00-Rp 50.000,00 per liter. "Satu kambing sehari rata-rata bisa memproduksi satu liter susu," ujar Soepriyatno.

Pada masa pemulihan, baik kambing jantan maupun betina harus dikeluarkan dari kandangnya untuk dibawa jalan-jalan. Oleh karena itu, Bukit Hambalangpun kini dilengkapi dengan sarana kandang terbuka untuk kambing yang sedang dalam masa pemulihan. Ini berfungsi untuk meningkatkan kualitas air susu dan sperma kambing.

Dalam hal makanan, kambing PE pun tidak bisa sembarangan. Makanan paling baik untuk mendukung produksi susunya adalah jagung yang difermentasi menjadi silase, rumput gajah, dan kaliandra untuk menggemukkan. "Pemeliharaan kambing PE di Hambalang ini di bawah pengawasan sepuluh sarjana dari Undip dan IPB. Sementara itu, pekerja harian kita rekrut penduduk setempat," ungkapnya.

Setelah dua bulan berproduksi, susu kambing PE dari Hambalang dibagikan ke enam SD di sekitar Bojongkoneng setiap hari. Jika Bukit Hambalang sudah beroperasi 100%, melatih dan memberikan bibit PE ke seluruh petani di Indonesia, bukan tidak mungkin seluruh anak di Indonesia akan mendapat susu gratis setiap hari. Revolusi putih.

Selain menjadi breading center PE, rencananya Hambalang juga akan membuka peternakan 2.000 sapi di atas lahan 50 ha, pembibitan jagung untuk mendukung biofuel seluas 30 ha, dan membangun pembangkit listrik tenaga air. (CA-180)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Senin 7 juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©