16 Juli 2008

3.400 Hektare Hutan Rusak Dirambah

GARUT, (PR).-
Dari luas areal hutan 81.510 hektare di wilayah Kab. Garut, sekitar 3.400 hektare di antaranya dirambah lalu ditanami berbagai komoditas hortikultura seperti kol, wortel, kentang, dan tembakau.

Demikian dikemukakan Kasi Humas Unit III Perhutani Jabar, Ronald Suitela ketika melihat dari dekat lokasi perambahan hutan produksi di daerah Gunung Papandayan, di wilayah BKPH Bungbulang RPH Simpang, Selasa (15/7).

Sambil menunjukkan areal hutan yang dirambah, Ronald mengatakan, perusakan hutan produksi itu akibat informasi yang salah. "Masyarakat hanya tahu dari sisi yang salah. Dengan dalih atau isu kemiskinan, isu masyarakat kecil, dan segala macam itu diangkat-angkat untuk membuka lahan. Padahal, kita harus menjaga kelestarian hutan," katanya.

Menurut Ronald, untuk meredam perambahan hutan, di Jawa Barat sudah dibentuk sekitar 1.560 LMDH (lembaga masyarakat desa hutan). Dalam LMDH itu ada berbagai pembelajaran kepada masyarakat, bagaimana cara mereka mengelola hutan. Juga ada partisipasi dari LSM-LSM sebagai tenaga pendamping. "Setelah itu baru ada MoU. Masyarakat bisa menanam pohon jenis alpukat, kopi, dll., kecuali kentang karena secara teknis berlawanan dengan pola teknik pembangunan hutan," katanya.

Melalui LMDH itu, masyarakat akhirnya tahu bahwa menanam kentang jauh lebih merugikan ketimbang menanam pohon kopi. "Menanam kopi, tidak perlu disiram, tidak perlu ada ijon masuk, hasilnya dua tahun kemudian cukup memuaskan. Contohnya di Pangalengan Bandung, mereka bisa menghasilkan Rp 1 miliar lebih. Bahkan, ada LMDH yang membangun sekolah di tengah hutan tanpa bantuan dana dari APBD. Termasuk LMDH Mandalawangi Garut, mereka sudah bisa panen kopi," katanya. (A-14)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Rabu 16 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©