14 Juli 2008

Impor Sapi Hidup Naik 30%
Persiapan Hadapi Puasa dan Lebaran

BANDUNG, (PR).-
Pengimpor sapi hidup menambah pasokan ke Jabar sampai 30 persen, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang diprediksi meningkat dalam dua bulan ke depan. Langkah tersebut sekaligus untuk meredam lonjakan harga daging sapi, terutama saat mendekati bulan Puasa dan Lebaran.

Pengurus Apfindo (Asosiasi Feedlotter Indonesia) H. Yudi Guntara Noor, di Bandung, Minggu (13/7), mengatakan, penambahan pasokan sudah dilakukan sejak Juni lalu dan dilakukan sampai menjelang Lebaran, September mendatang. Selama ini, pasokan impor sapi hidup ke Jabar rata-rata 15.000 ekor/bulan, jadi tambahannya sekitar 4.000-5.000 ekor/bulan, sedangkan stok nasional 50.000 ekor/bulan.

"Sejauh ini, impor sapi hidup tetap lancar dan tak mengalami hambatan seperti impor dalam bentuk daging. Dengan tambahan pasokan produk sapi hidup impor, diharapkan harga daging sapi di pasaran tetap terkendali," katanya.

Disebutkan, impor sapi hidup mayoritas masih dari Selandia Baru dan Australia, karena diketahui aman dari serangan penyakit sapi gila. Penambahan pasokan impor sapi hidup bukan hanya dilakukan ke Jabar, juga di seluruh Indonesia.

Ditambah, impor sapi hidup sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan daging sapi, karena produk lokal diketahui masih kurang. Tingginya permintaan daging sapi harus diimbangi dengan pasokan, untuk membuat harga daging sapi tetap terjangkau konsumen umum.

Menurut Yudi, karena pembelian sapi hidup impor relatif lancar, para pengimpor sementara mengurangi pembelian sapi lokal dari Jatim. Ini disebabkan, pasokan dari daerah tersebut sedang berkurang dan harganya sedang naik, di mana kini harga karkasnya Rp 41.000,00/kg dari sebelumnya Rp 40.000,00/kg.

Sapi lokal

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Daging Sapi (Apdasi) Jabar Dadang Iskandar, mengeluhkan kenaikan harga daging sapi lokal dari Jatim. Kondisi ini akibat kenaikan harga karkas sapi yang kini sudah Rp 43.000,00/kg, ditambah kenaikan ongkos kirim.

Namun dengan kenaikan harga daging sapi lokal tersebut, harga jual daging sapi secara partai kini tetap maksimal Rp 48.000,00-49.000,00/kg. Di pasaran eceran harga daging sapi paling tinggi masih Rp 50.000,00/kg dan diprediksi sulit naik sampai beberapa waktu mendatang.

Disebutkan, sulit naiknya harga jual daging sapi di pasaran, disebabkan produk daging sapi yang berasal dari produk impor terus bertambah. Diprediksi, jika produk daging sapi asal impor terus berdatangan ke Indonesia, harga jual daging sapi tak akan beranjak dari saat ini.

"Bagi harga jual di eceran jelas disambut baik oleh konsumen, sedangkan pengusaha pemotongan yang malahan merugi karena harga karkas dan daging sapi hidup lokal naik. Harga jual di eceran sulit dinaikkan, sebagai pengaruh banyaknya produk daging sapi impor," katanya. (A-81)***

Sumber :Pikiran Rakyat, Senin 14 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©