08 Juli 2008

Harga Ikan Naik Hingga 45%
Biaya Produksi Dirasakan Sangat Membebani

BANDUNG, (PR).-
Harga beberapa jenis ikan air tawar di tempat budi daya di Jawa Barat naik hingga 45% akibat kenaikan harga pakan, biaya angkut, menurunnya pasokan bibit, dan kematian ikan akibat virus herpes. Dengan kondisi tersebut harga ikan emas di beberapa pasar tradisional di wilayah Bandung mencapai Rp 17.500,00/kg.

Informasi dari sejumlah lokasi bisnis ikan air tawar di Bandung, Senin (7/7), secara umum menyebutkan, harga ikan emas di tingkat running water (budi daya di air deras) kini sudah mencapai Rp 16.500,00/kg dari sebelumnya Rp 13.000,00/kg, sedangkan dari Waduk Cirata Rp 14.500,00/kg dari harga normal Rp 10.000,00-Rp 11.000,00/kg.

Begitu juga dengan ikan nila saat ini dihargai Rp 7.500,00-Rp 8.000,00/kg, sedangkan dari Waduk Cirata Rp 7.000,00/kg dari harga normal Rp 6.000,00/kg. Kendati harga ikan air tawar tersebut naik kembali, harganya belum setinggi tiga bulan lalu di mana ikan emas mencapai Rp 20.000,00-Rp 21.000,00/kg dan ikan nila Rp 12.000,00/kg.

Beberapa pembudi daya dan pebisnis ikan mengatakan, pada musim awal kemarau sebenarnya kondisi ini sudah biasa terjadi. Namun saat ini, biaya produksi dirasakan sangat membebani, di mana harga pakan sudah di atas Rp 3.500,00/kg, ongkos kirim naik 15%. Sedangkan minat dari konsumen, terindikasi kembali meningkat, di mana permintaan dari pasar tradisional naik serta bertumbuhannya usaha pemancingan.

Ketua Asosiasi Pembudi Daya Ikan Air Tawar (Aspat) Kabupaten Bandung, Nono Sambas, menyatakan beban biaya produksi saat ini dirasakan yang terberat. "Pergerakan harga ikan emas dan ikan nila saat ini relatif tercepat dibandingkan dengan beberapa bulan lalu. Kami terus memikirkan efisiensi usaha agar harga ikan emas tak melonjak lagi karena dua bulan lagi memasuki puasa," katanya.

Disebutkan, pembengkakan biaya angkut sangat terasa karena dari proses pembenihan, pembesaran, pembudidayaan, sampai pengiriman ada empat lokasi saling berjauhan. Ini membuat kenaikan biaya angkut menjadi berlapis sehingga masing-masing lokasi menaikkan harga jual.

Sementara itu, efisiensi biaya produksi masih dapat dilakukan sebagian pembudi daya karena membuat pakan sendiri. Kendati harga jagung sedang tinggi, bahan pakan masih dapat dibuat dari campuran ketela pohon, dedak, ikan busuk, dll.

Salah seorang pembudi daya ikan di Waduk Cirata, Iyan, mengatakan bahwa meningkatnya pesanan dari usaha pemancingan sangat terasa belakangan ini. Hal ini disebabkan pemancingan menjadi usaha yang cukup banyak diminati belakangan ini karena banyak penggemar hobi memancing.

Disebutkan, pesanan ikan untuk pemancingan terbanyak dari Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Beberapa lokasi seperti Kec. Ciparay, Kec. Cisarua, dan Kec. Cikalong Wetan, tumbuh tempat-tempat pemancingan ikan. (A-81)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Selasa 8 Juli 2008

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©