03 Juli 2008

Petani Tasik Kehilangan Pendapatan Rp 6,7 Miliar


TASIKMALAYA, (PR).-
Ratusan petani di Kab. Tasikmalaya telah kehilangan pendapatan sekitar Rp 6,7 miliar akibat 610 hektare tanaman padi mereka gagal panen (puso).

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Kab. Tasikmalaya Henry Nugroho, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (2/7). Selain kehilangan pendapatan, petani mengalami kerugian biaya tanam Rp 1 miliar lebih.

Tanaman padi yang puso itu antara lain berada di Kec. Pancatengah (69 ha), Cikalong (354 ha), Jamanis (20 ha), Cipatujah (157 ha), dan Salawu (10 ha). "Biaya produksi yang telah dikeluarkan petani rata-rata Rp 1,5 juta/ha. Makanya, kerugian mereka sangat besar," katanya. Menurut dia, pemerintah akan memberikan bantuan berupa benih kepada petani yang tanamannya puso.

Data lahan puso itu merupakan hasil pendataan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian hingga Selasa (1/7). Diperkirakan, luas lahan puso akan terus bertambah, jika hujan tidak segera turun di daerah Tasikmalaya.

Menurut Henry Nugroho, luas lahan kekeringan per Selasa (1/7) mencapai 6.412 ha, terdiri atas kekeringan ringan 2.787 ha, kekeringan sedang 2.149 ha, dan berat 1.476 ha. Sementara itu, luas lahan yang terancam kekeringan mencapai 9.473 ha. Daerah yang paling luas mengalami kekeringan adalah Kec. Cikalong, yakni mencapai 996 ha.

"Padi yang mengalami kekeringan berat, saya pikir tidak lama lagi akan puso. Sebab kemarau sepertinya masih panjang," ungkapnya.

Maman (56), petani asal Cikalong mengatakan, tanaman padi miliknya yang kekeringan baru berumur 50 hari, sehingga sulit untuk diselamatkan jika hujan tidak segera turun.

Sementara itu, Dahiri (50) asal Salawu mengaku tanaman padinya seluas 1,5 ha sudah gagal panen. Padahal, untuk lahan seluas itu, dia telah mengeluarkan biaya Rp 2,5 juta. (A-97)***


Sumber : Pikiran Rakyat, Kamis 3 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©