24 Juli 2008

Daging Palsu Ditemukan di Cimahi

CIMAHI, (PR).-
Petugas dari Pengawasan Mutu Hasil Pangan Dinas Perekonomian dan Koperasi (Disperekop) Kota Cimahi dan Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Barat menemukan daging sapi, ayam, dan kambing yang diduga palsu atau diawetkan formalin serta beredar di beberapa pasar tradisional di Kota Cimahi. Daging tersebut dijual lebih murah Rp 1.000,00-Rp 2.000,00 dari harga pasaran.

Daging tak layak konsumsi itu ditemukan, Rabu (23/7), pada inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan di pasar tradisional. Sidak dilakukan pada pukul 4.00 WIB. Saat itu, para pedagang daging sapi, ayam, dan kambing membuka lapaknya di dua pasar tradsional besar di Kota Cimahi.

"Kami mendapat informasi adanya penjualan daging palsu di kedua pasar itu. Hasil sidak mendapatkan sekitar 70 sampel daging sapi, 70 sampel daging kambing, dan 70 sampel daging ayam yang diindikasikan ada unsur pemalsuan daging seperti pencampuran daging baru dengan daging yang sudah lama," ujar Kasi Pengawasan Mutu Hasil Pangan Disperekop Cimahi drh. Suyoto, Rabu (23/7).

Dugaan adanya daging palsu itu, lanjut Suyoto, diketahui dari perbedaan warna daging. Pada sebagian daging masih terlihat warna merah segar, tetapi pada bagian lainnya terlihat pucat. "Selain itu, daging yang sudah lama terasa agak keras dibanding daging segar. Sebagian sampel itu juga terindikasikan menggunakan formalin," katanya.

Khusus daging ayam, Suyoto menambahkan, ditemukan penjual daging ayam yang menjual ayam mati tanpa dipotong. ``Ayam yang mati kemaren (tiren) itu banyak yang langsung dijual tanpa dipotong. Hal ini tentu saja membahayakan karena menyebabkan penyakit seperti kanker sampai penyakit yang menyerang otak," ungkap Suyoto.

Meski demikian, Suyoto menegaskan, Disperekop Kota Cimahi dan Disnak Jabar masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk mendapat kepastian kualitas daging yang diduga merupakan daging palsu tersebut.

"Kami akan meneliti sampel di laboratorium kesehatan hewan di Cikole, Lembang. Pemeriksaan itu untuk membuktikan kandungan adanya daging palsu, formalin, dan jumlah kuman dalam sampel," katanya menjelaskan. (CA-172)***

Sumber : Pikiran Rakyat, Kamis 24 Juli 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©