08 Agustus 2008

Petani Terpaksa Panen Lebih Awal

TASIKMALAYA, (PRLM).- Luas lahan padi yang mengalami kekeringan di daerah Kab, Tasikmalaya mencapai 9.830 ha, sedangkan padi yang sudah puso atau gagal dipanen mencapai 3.326 ha. Sebagian petani memilih panen lebih awal untuk menyelamatkan tanaman padi mereka yang kekeringan.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Tasikmalaya Henry Nugroho, Kamis (7/8), mengatakan, tanaman padi yang mengalami kekeringan menyebar hampir di 39 kecamatan, kecuali di Kec. Leuwisari, Taraju, Sariwangi, Sukarame, Singaparna dan Padakembang. ”Akibat tidak ada hujan, laporan yang puso dan kekeringan terus bertambah. Jelas banyak petani mengalami kerugian dalam jumlah besar dan kehilangan potensi pendapatannya,” ujarnya.

Diperkirakan, lahan padi seluas 2.636 ha yang sekarang mengalami kekeringan berat atau parah, akan mengalami puso. Terutama, kalau dalam sepekan ke depan, hujan tidak turun di daerah Tasikmalaya ini.

Sebagian besar tanaman padi yang mengalami kekeringan mulai usia 30 sampai 50 hari.Total luas lahan padi yang sekarang masih ada, mencapai 18.885 ha. Untuk daerah Singaparna dan sekitarnya, lahan padinya masih bisa terselamatkan, karena pasokan air irigasi dari kaki Gunung Galunggung, masih bagus.

Sedangkan yang kondisinya parah, mulai dari Cikalong, Cipatujah, Pancatengah, Salawu, Rajapolah, Kadipaten dan lainnya. ”Di daerah itu, petani kesulitan untuk menyelamatkan tanaman mereka,” kata Henry.

Sementara itu, Ny. Dedeh, petani asal Pageurageung, Kab. Tasikmalaya, terpaksa memetik padinya, lebih awal. Usia padinya baru memasuki 60 hari, tapi dipaksa dipanen, karena kekeringan. Pola panen yang dilakukan, yaitu dengan cara memilih tanaman padi yang masih bagus. ”Tanaman padi yang bagus hanya beberapa rumpun, tapi sayang daripada tidak dipanen,” katanya.

Dedeh yang memiliki luas lahan kurang lebih satu ha, telah mengeluarkan biaya sebesar Rp 2,5 juta untuk mengolah lahan, beli bibit dan lainnya. Dengan adanya kekeringan, dia telah mengalami kerugian besar, karena hasil panennya sangat minim. ”Biasanya saya dapat 5,5 ton setiap panen, sedangkan sekarang paling banyak dua kuintal gabah kering,” katanya.

Sementara, Dudung petani di Rajapolah, Kab. Tasikmalaya, menebas tanaman padinya untuk pakan sapi. Alasannya, karena tanamaannya sudah sulit untuk berbuah, setelah mengalami kekeringan sejak sepekan setelah tanam. ”Saya pikir tidak mungkin lagi bisa menghasilkan gabah, makanya kita panen paksa saja untuk pakan sapi,” katanya.

Menurut Dudung, di daerahnya banyak petani membiarkan padi milik mereka kekeringan, karena tidak bisa diselamatkan. ”Sekarang lihat sendiri, di daerah Rajaapolah hampir sebagian besar, mengalami kekeringan. Oleh masyarakat, banyak lahan padinya dibiarkan. Tidak dipanen, tidak juga diurus, karena tidak akan ada hasilnya,” kata Dudung. (A-97/A-147)***

Sumber : Pikiran Rakyat Online, Kamis 7 Agustus 2008


0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©