28 Januari 2011


243 Ekor Sapi & Kerbau di Kuningan Terancam Parasit Darah
Kamis, 27/01/2011 - 18:26

Petugas dari Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesmavet Sub Unit Pelayanan Laboratorium Kesehatan Hewan Losari Cirebon, mengambil sampel peses, ulas darah dan serum darah dari sapi yang sakit di Desa Sukasari Kab.Kuningan, guna dilakukan penelitian. *

KUNINGAN, (PRLM).- Sedikitnya 243 ekor ternak sapi dan kerbau milik warga di Desa Sukasari, Kec.Karangkancana, Kab.Kuningan, kini dinyatakan terancam setelah sebelumnya ada puluhan ekor sapi menderita sakit dan enam ekor dinyatakan positif terserang parasit darah yang bisa menular ke ternak lainnya.

“Bila hal ini tidak segera diatasi dikhawatirkan ternak sapi dan kerbau lainnya akan menjadi korban sia-sia, karena parasit darah sangat berbahaya. Oleh karena itu, warga setempat perlu melakukan gerakan pemberantasan insek misalnya dengan menggunakan kapur barus dan penyemprotan termasuk memperbaiki dan menjaga sanitasi,” tutur Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kab. Kuningan, Ir.Hj. Triastami yang disampaikan Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) pada Kantor Dinas Pertanian Kab.Kuningan, Ir. Sofyan Sahori, MP, Kamis (27/1).

Dijelaskan Sofyan, di Kec. Karangkancana tercatat sekitar 800 ekor sapi dan peristiwa itu sudah dilaporkannya kepada Dinas Peternakan Prov.Jawa Barat sekaligus permohonan kiriman obat, karena secara bertahap akan dilakukan penyuntikan vitamin dan antibiotik terhadap ratusan ekor sapi dan kerbau sebagai antisipasi dengan harapan tidak tertulari.

Baik Sofyan maupun sejumlah petugas peternakan, mengaku kesulitan dan harus bekerja ekstra dalam melakukan penyuntikan, karena manajemen dan sitem pemeliharaannya masih tradisional dengan cara ekstensif, ternak digembalakan seharian di lahan kehutanan dan sore hari bahkan menjelang malam, baru dikandangkan yang letaknya juga masih di kawasan perhutanan, dengan kondisi sanitasi buruk di sekitar kandang sangat memudahkan penyakit itu menyebar lebih luas.

Munculnya penyakit parasit darah, di antaranya bisa melalui gigitan lalat khusus yang melekat di tubuh sapi, lalat berbadan belang dan jenis lainnya, termasuk gigitan kutu sapi yang bersarang pada bagian badan hewan itu dan gigitannya bisa mengakibatkan kematian. Selain itu, juga serangan cacing parasit bisa muncul apabila sanitasi tidak terpelihara.

Seperti diberitakan kemarin, jajaran Bidang Peternakan pada Dinas Pertanian Peternakan dan Perikanan Kab.Kuningan, tengah melakukan penelitian secara seksama munculnya penyakit anaplasma yang menyerang puluhan ekor sapi di Desa Sukasari Kec. Karangkancana, sehingga sapi milik peternak itu tiba-tiba sakit bahkan enam ekor di antaranya mati mendadak dan positif terserang parasit darah.

Kondisi ternak di Desa Sukasari sampai saat ini, masih terdapat sapi yang sakit dengan gejala kurang napsu makan, badan kurus, bulu mudah rontok dan anemia. Bahkan ada sepuluh ekor sapi dipotong paksa karena engkrog (sakit tak ada harapan hidup) dan oleh pemiliknya dijual\ dengan harga atara Rp 400.000 s/d Rp 1,5 juta per ekor, padahal biasanya laku dijual antara Rp 5-6 juta per ekor, bahkan bisa laku Rp 8 juta untuk sapi kurban.

Disebutkan Sofyan, pihaknya masih menunggu hasil laboratorium setelah mengambil sampel peses, ulas darah dan serum darah dari sejumlah sapi di beberapa kandang yang dicurigai terserang parasit yang kemudian dikirimkan ke UPTD Balai Pengujian dan Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesmavet Sub Unit Pelayanan Laboratorium Kesehatan Hewan Losari Cirebon, yang merupakan cabangnya dari Balai Penelitian dan Laboratorium Veteriner Cikole Lembang Bandung.

Sumber : PR Online, Kamis 27 Januari 2011

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©