05 Agustus 2007

Bantu Desa Miskin, Deptan Gulirkan Dana PUAP




Kapanlagi.com - Departemen Pertanian (Deptan) akan menggulirkan dana Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) sebesar Rp100 juta untuk 10.000 desa miskin di Indonesia pada 2008.

"Intinya bagaimana kita akan membangun institusi finance di pedesaan, dibimbing oleh penyuluh pertanian dengan lingkup agribisnis," kata Menteri Pertanian, Anton Apriantono, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan pemerintah secara total telah menyiapkan Rp1 triliun sebagai modal awal untuk program PUAP tersebut.

Menurut Anton, akan ada pelatihan bagi penyuluh dan pemegang amanah yang menjalankan institusi keuangan tersebut.

"Jadi pemerintah akan memfasilitasi berdirinya institusi keuangan tersebut dan akan dibimbing terus dengan adanya supervisor. Dari 10 penyuluh akan ada satu supervisor," katanya.

Wilayahnya akan dipilih 10.000 desa miskin tetapi masih memiliki potensi pertanian, katanya.

"Jadi bukan hanya on farm tetapi out farm-nya juga," ujar Anton.

Menurut dia, jika program ini diberdayakan tentu akhirnya dapat menciptakan petani yang `price maker`. Yang terpenting adalah memperkuat kelembagaan petani dan diberi kemampuan untuk menjalankan institusi keuangan tersebut.

"Jika sektor riil dapat bergerak di pedesaan tentu akan mengurangi kemiskinan," ujar dia.

Sementara itu, peraih Nobel Perdamaian dari Bangladesh, Muhammad Yunus mengatakan, pemerintah menjadi pihak yang harus ditanyakan jika sebuah lembaga keuangan mikro untuk membantu usaha mikro belum memberi hasil optimal.

Pada dasarnya regulasi yang mendukung dari pemerintah diperlukan untuk memberi jaminan lembaga keuangan mikro tersebut dapat berkembang, ujar dia.

Namun, dia mengatakan, sebuah lembaga keuangan independen yang dapat bekerja tanpa campur tangan pemerintah, tetapi masih berada di bawah pengawasan bank central perlu ada.

Menurut dia, wanita dan kaum miskin juga menjadi debitur sekaligus dapat menjadi kreditur yang potensial. Memberikan kesempatan kaum hawa dan kaum miskin memiliki dana guna mengembangkan usaha yang dapat memberi keuntungan bagi lembaga keuangan.

Yang perlu diingat bahwa 60 persen lebih laba yang diperoleh oleh sebuah lembaga keuangan berasal dari kredit yang dikucurkan pada masyarakat, ujar dia.

"Jika masyarakat telah berhasil dengan usahanya, tentu kredit akan kembali dan pasti mereka akan menabung," katanya.

Jadi menurut Yunus, tidak ada salahnya membantu mereka yang miskin dengan memberi kredit tanpa perlu jaminan seperti yang sudah diterapkan olehnya di Bangladesh. (*/rit)

Sumber : kapanlagi.com, Minggu 03 Agustus 2007

0 komentar:

 
Tutorial Blogspot©